CERITA III
Pelajaran Berharga Bagi Sang Pemula
Minggu kedua aku mulai belajar mengenal rambu-rambu lalu lintas, mencari tau apa yang diperbolehkan dan apa yang jadi larangan dalam berkendara dijalan raya, karena selama satu minggu itu praktis aku masih berkutat dijalanan sekitar rumah aja, dan dari rumah temen satu ke temen lain yang masih satu lingkungan perumahan/komplek sekalian pamerin motor bekasku. Namun sebelum aku benar-benar paham...
Suatu saat.....
Priiiit ....... !!!!
Seorang Polisi berkacamata hitam yang kebetulan melintas, langsung membunyikan peluitnya keras-keras ketika suatu siang aku bermaksud hendak memutar di sebuah tikungan yang terpasang tanda berupa tanda panah melengkung dengan garis silang berwarna merah tanda dilarang memutar arah. Namanya orang baru, mana ku tau kalo tanda itu artinya dilarang memutar, yang paling umum seh yang aku tau cuma dilarang Parkir, dilarang Stop, dilarang masuk, dan dilarang Merokok itu aja masih sering dilanggar. Pak polisi itu langsung menghentikan laju kuda besi ku dan menghadangkan kendaraannya didepan si kuda besi (biasanya sih kalo gak di hadang, kebanyakan kaburnya...)
Aku terhenyak, kaget, semetar dan membuat badan ini lesu. Aku memaki-maki kebodohanku sendiri kenapa aku gak pernah diajarin ma bapak emak tentang tanda itu ya... J.
”Selamat siang pak” sapa pak polisi ramah
”si... siang pak” aku gugup sampe-sampe hampir pingsan.(segitunya....)
”Bapak udah melanggar rambu lalu lintas” lanjutnya.
Dalam hati aku berkata...Sial..sudah setua apa seh wajah ini, masa seh nih bapak nggak tau kalo aku masih bujangan...(”Emang gue pikirin” si Bapak menjawab)
”Ada SIM dan STNK ?” tanyanya padaku
”Kalo SIM saya ga punya pak, tapi KTP sama STNK ada” aku lantas mengeluarkan KTP dan STNK dari dompetku.
”Wah Kalo SIM nggak punya bapak ikut saya ke pos!” tegasnya.
Dengan terpaksa aku turuti perintahnya dan mengikutinya ke pos polisi terdekat. Aku pasrah dan siap menerima hukuman apapun yang bakal dijatuhi kepadaku, apalagi kalo dikasih makan siang, karena kebetulan udah siang dan perut udah minta-minta diisi..he...he....
Aku dibawa masuk kesebuah ruangan dan kulihat beberapa orang polisi tampak bercakap-cakap tak memperdulikan aku.
”kamu udah melanggar lalu lintas dan untuk itu motor harus ditinggal
sampai sidang pelanggaran dilakukan dua minggu dari sekarang” ujarnya panjang.
”Waduh pak, kenapa motornya harus ditahan juga?”
”ya... kamu sudah melanggar dua peraturan sekaligus dan itu berat, pertama kamu nggak melanggar rambu-rambu dan kedua yang agak berat, kamu nggak punya SIM.” terangnya lagi.
” Pak, saya minta maaf, saya bener-bener nggak tahu dan nggak sengaja. Tolong pak motor saya jangan ditahan, karena itu mata pencaharian saya” aku mengiba
Memohon pada lelaki berseragam berusia sekitar lima puluh tahun itu untuk mengampuni kesalahan yang aku perbuat dan mengizinkan pulang dan membawa serta Kuda Besi kesayanganku.
Petugas itu menggelengkan kepala lalu dengan nada berat berkata kepadaku
”Maaf dik sebenarnya itu nggak bisa hanya dengan minta maaf saja,
kecuali....”
”kecuali apa pak? Apa saya harus membersihkan WC atau push up 50 kali, atau lari keliling kota Pak? Kalo itu saya siap pak asalkan saya bebas dan motor saya nggak ditahan...”
”Terus terang pak motor itu sumber penghasilan saya, saya nggak bisa cari uang lagi kalo motor itu ditahan, Motor itu saya pakai buat ngojek pak, dan hari ini setoran saya masih kurang” kataku beralasan.
Petugas Polisi itu melongo.....
Setelah negosiasi panjang lebar dan berbelit-belit petugas itu pun luluh, motorku tidak akan ditahan asalkan aku membayar uang sidang yang bagiku sangat besar, lebih besar dari uang yang aku dapat kalo aku ngojek. Kemudian Petugas itupun meringankan lagi hukumannya, yaitu cuma setengah biaya sidang. Tapi sumpah aku tetap tak ada uang sebanyak itu, sekarang yang tersisa di kantongku cuma 20 ribu dan semua aku serahkan kepada petugas polisi itu sambil bersungut-sungut dalam hati.
Memang ini salahku sih, tapi ya itu tadi aku memang belum tau arti tanda itu. Petugas itu pun akhirnya menerima uangku entah mungkin karena kasihan kepadaku dan dilihatnya memang dalam dompetku isinya ya cuma segitu. Ia pun mengembalikan kunci motor, KTP dan STNK disertai pesan-pesan berharga agar aku tak mengulangi lagi di lain waktu. Aku lega... setelah menyalaminya dan mengucapkan terima kasih aku buru-buru meninggalkan Pos polisi itu dan menyimpan baik-baik pengalaman berharga ini.
Pengalaman buruk pertama bersama si Kuda Besi. Dengan kejadian ini semua surat-menyurat aku lengkapi dan aku banyak mempelajari peraturan-peraturan apa saja yang harus aku ketahui dalam berkendaraan. Demi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berkendaraan J.
Pesan :
- Jangan coba-coba kelayapan dijalan raya kalo kamu nggak punya SIM
dan tak paham rambu-rambu Lalu Lintas.
- Jangan bawa uang tunai dalam jumlah besar di dompet, cukup bawa
seperlunya saja.