Lihat, dengar dan rasakan

Foto saya
Palembang, sumatera selatan, Indonesia
Aku adalah aku.. apa perdulimu?

Selasa, 21 April 2009

CERITA III

CERITA III

Pelajaran Berharga Bagi Sang Pemula

Minggu kedua aku mulai belajar mengenal rambu-rambu lalu lintas, mencari tau apa yang diperbolehkan dan apa yang jadi larangan dalam berkendara dijalan raya, karena selama satu minggu itu praktis aku masih berkutat dijalanan sekitar rumah aja, dan dari rumah temen satu ke temen lain yang masih satu lingkungan perumahan/komplek sekalian pamerin motor bekasku. Namun sebelum aku benar-benar paham...

Suatu saat.....

Priiiit ....... !!!!

Seorang Polisi berkacamata hitam yang kebetulan melintas, langsung membunyikan peluitnya keras-keras ketika suatu siang aku bermaksud hendak memutar di sebuah tikungan yang terpasang tanda berupa tanda panah melengkung dengan garis silang berwarna merah tanda dilarang memutar arah. Namanya orang baru, mana ku tau kalo tanda itu artinya dilarang memutar, yang paling umum seh yang aku tau cuma dilarang Parkir, dilarang Stop, dilarang masuk, dan dilarang Merokok itu aja masih sering dilanggar. Pak polisi itu langsung menghentikan laju kuda besi ku dan menghadangkan kendaraannya didepan si kuda besi (biasanya sih kalo gak di hadang, kebanyakan kaburnya...)

Aku terhenyak, kaget, semetar dan membuat badan ini lesu. Aku memaki-maki kebodohanku sendiri kenapa aku gak pernah diajarin ma bapak emak tentang tanda itu ya... J.

”Selamat siang pak” sapa pak polisi ramah

”si... siang pak” aku gugup sampe-sampe hampir pingsan.(segitunya....)

”Bapak udah melanggar rambu lalu lintas” lanjutnya.

Dalam hati aku berkata...Sial..sudah setua apa seh wajah ini, masa seh nih bapak nggak tau kalo aku masih bujangan...(”Emang gue pikirin” si Bapak menjawab)

”Ada SIM dan STNK ?” tanyanya padaku

”Kalo SIM saya ga punya pak, tapi KTP sama STNK ada” aku lantas mengeluarkan KTP dan STNK dari dompetku.

”Wah Kalo SIM nggak punya bapak ikut saya ke pos!” tegasnya.

Dengan terpaksa aku turuti perintahnya dan mengikutinya ke pos polisi terdekat. Aku pasrah dan siap menerima hukuman apapun yang bakal dijatuhi kepadaku, apalagi kalo dikasih makan siang, karena kebetulan udah siang dan perut udah minta-minta diisi..he...he....

Aku dibawa masuk kesebuah ruangan dan kulihat beberapa orang polisi tampak bercakap-cakap tak memperdulikan aku.

”kamu udah melanggar lalu lintas dan untuk itu motor harus ditinggal

sampai sidang pelanggaran dilakukan dua minggu dari sekarang” ujarnya panjang.

”Waduh pak, kenapa motornya harus ditahan juga?”

”ya... kamu sudah melanggar dua peraturan sekaligus dan itu berat, pertama kamu nggak melanggar rambu-rambu dan kedua yang agak berat, kamu nggak punya SIM.” terangnya lagi.

” Pak, saya minta maaf, saya bener-bener nggak tahu dan nggak sengaja. Tolong pak motor saya jangan ditahan, karena itu mata pencaharian saya” aku mengiba

Memohon pada lelaki berseragam berusia sekitar lima puluh tahun itu untuk mengampuni kesalahan yang aku perbuat dan mengizinkan pulang dan membawa serta Kuda Besi kesayanganku.

Petugas itu menggelengkan kepala lalu dengan nada berat berkata kepadaku

”Maaf dik sebenarnya itu nggak bisa hanya dengan minta maaf saja,

kecuali....”

”kecuali apa pak? Apa saya harus membersihkan WC atau push up 50 kali, atau lari keliling kota Pak? Kalo itu saya siap pak asalkan saya bebas dan motor saya nggak ditahan...”

”Terus terang pak motor itu sumber penghasilan saya, saya nggak bisa cari uang lagi kalo motor itu ditahan, Motor itu saya pakai buat ngojek pak, dan hari ini setoran saya masih kurang” kataku beralasan.

Petugas Polisi itu melongo.....

Setelah negosiasi panjang lebar dan berbelit-belit petugas itu pun luluh, motorku tidak akan ditahan asalkan aku membayar uang sidang yang bagiku sangat besar, lebih besar dari uang yang aku dapat kalo aku ngojek. Kemudian Petugas itupun meringankan lagi hukumannya, yaitu cuma setengah biaya sidang. Tapi sumpah aku tetap tak ada uang sebanyak itu, sekarang yang tersisa di kantongku cuma 20 ribu dan semua aku serahkan kepada petugas polisi itu sambil bersungut-sungut dalam hati.

Memang ini salahku sih, tapi ya itu tadi aku memang belum tau arti tanda itu. Petugas itu pun akhirnya menerima uangku entah mungkin karena kasihan kepadaku dan dilihatnya memang dalam dompetku isinya ya cuma segitu. Ia pun mengembalikan kunci motor, KTP dan STNK disertai pesan-pesan berharga agar aku tak mengulangi lagi di lain waktu. Aku lega... setelah menyalaminya dan mengucapkan terima kasih aku buru-buru meninggalkan Pos polisi itu dan menyimpan baik-baik pengalaman berharga ini.

Pengalaman buruk pertama bersama si Kuda Besi. Dengan kejadian ini semua surat-menyurat aku lengkapi dan aku banyak mempelajari peraturan-peraturan apa saja yang harus aku ketahui dalam berkendaraan. Demi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan berkendaraan J.

Pesan :

- Jangan coba-coba kelayapan dijalan raya kalo kamu nggak punya SIM

dan tak paham rambu-rambu Lalu Lintas.

- Jangan bawa uang tunai dalam jumlah besar di dompet, cukup bawa

seperlunya saja.

CERITA II

CERITA II

KUDA BESI

Aku duduk jongkok berhadap-hadapan dengan temen baruku. Tubuh hitam dengan garis-garis merah menyerupai petir dikedua sisinya. Ia diam menunggu tanpa berbicara sepatah kata pun. Lama aku menatapnya dengan takjub, tak percaya kalau ia bakal jadi temen dalam hidupku.

Aku baru saja menjemputnya dari sebuah ruko didaerah Pakjo, Palembang kota kelahiranku. Didepan toko itu terpampang papan reklame dengan tulisan besar-besar

”DEALER MOTOR ABADI”

SEDIA MOTOR BARU/BEKAS, DP TERJANGKAU, ANGSURAN RINGAN

Ia terparkir sendirian didalam ruangan, kesepian, dan tak mengundang minat siapapun untuk sekedar melihat-lihat apalagi untuk memilikinya. Pemilik dealer menyambutku dengan senyum sumringah bak seorang yang lama tak jumpa kawan lamanya.

”Ai kemano be kau dek? Sapanya sok akrab

“Liat-liat lah dulu motor tuh, untuk kau kujual murah, bisa cash atau

kredit, mesinnya masih bagus, bensin lumayan irit, dan bodynya ….yah..

agak sedikit lecet sih, tapi bukan masalah serius bukan?” Pemilik dealer

itu tertawa.

”Berapa Kak kalo kredit? Tanyaku.

”Murah aja dek, uang pangkal 800 ribu dan angsuran 380 ribu perbulan...pokoknya dijamin gak bakal rugi deh...” rayunya.

”Punya KTP dan Kartu Keluarga toh? Dibawa juga kan?” lanjutnya lagi.

Aku mengangguk.

”Nah beres kalo gitu, kau bisa urus sekarang dan motor bisa langsung kau bawa. Ok bos?” candanya.

Aku luluh, termakan bujuk rayu si empunya dealer, setelah urus sana urus sini jadilah motor bekas itu milikku, dengan angsuran 380 ribu selama 35 bulan, dan akan menjadi milikku sepenuhnya setelah waktu itu terlampaui dengan syarat ” LUNAS ”.

Tak perlu heran, zaman sekarang asal ada kemauan dan sedikit keberanian tak perlu susah untuk memiliki sebuah motor idaman. Disetiap dealer saling berlomba-lomba menawarkan sepeda motor baik baru/bekas dengan kredit murah dan terjangkau. Cukup dengan jaminan KTP dan Kartu Keluarga plus uang pangkal maka motor akan berpindah ketangan anda. (bukan promosi loh...).

Aku sengaja membeli motor bekas karena angsurannya lebih ringan dibandingkan dengan motor baru, bisa 500 ribuan keatas walaupun uang pangkalnya ringan. And Now, aku resmi punya sebuah ’KUDA BESI’ yang bakal siap menemaniku melewati hari-hariku. Sebuah ’KUDA BESI’ supra fit tahun 2006. Betapa bangga dan bahagia hatiku, sekarang aku bisa kemana-mana dengan mengendarai motor ku sendiri, tak menumpang lagi dan tak jadi parasit lagi bagi temen-temen ku.

Kuda besi jadi harta yang paling berharga yang aku miliki, kujaga dan kurawat dengan segenap perasaan, kucuci tiap sore entah memang udah kotor ataupun masih bersih bahkan baru sejam dicuci eh sejam berikutnya kucuci lagi..he...he... (LEBAY... maklum barang baru sih).

Untuk beberapa saat, temen-temen yang jadi korban parasitku terlupakan oleh tunggangan baruku ”Si Kuda Besi”. Kemana-mana selalu berdua bak pensil dan penghapus, atau seperti piring dan sendok, sepatu dan kaos kaki, bahkan bisa dikatakan bak pasangan Romeo dan Juliet (tergila-gila banget tuh ma si Kuda Besi...Cewek apa Cowok sih tuh Kuda Besi...he...he...)

Selama satu minggu penyesuaian diri, saling kenal satu sama laen sampai kami bener-bener menjadi pasangan yang serasi dunia dan akherat J. Dengan kecepatan 40 km/jam aku memacu adrenalin ku dijalanan, kecepatan yang sudah kuanggap sebagai kecepatan yang maksimal. Beeee...40 km/jam mah sama aja dengan anak kecil naek sepeda...tapi bener loh aku paling takut ma kecepatan tinggi karena badanku sendiri ga tinggi ( ga nyambung ...). wal hasil ya itu tadi.. bajaj, becak, anak kecil bawa sepeda sambil lari pun bisa menyalip si Kuda Besi. Motto yang paling aku pegang adalah ”Alon – alon asal kelakon, lambat-lambat asal selamat”. Keselamatan dalam berkendara adalah hal yang paling utama.

Pesan :

- Hargailah apa yang kita miliki dengan segenap hati dan rasa memiliki,

karena itu merupakan salah satu cara kita bersyukur atas segala

nikmat-Nya

- Utamakan Keselamatan diatas segala-galanya

Rabu, 15 April 2009

CERITA I Who am I?

Tak susah mencari kami, karena kami bertebaran dimana-mana di jalanjalan, terminal, Gang-gang, pasar, di kampung dan di kota, dimana saja diseluruh Indonesia, kami mudah untuk dikenali.

Sebuah komunitas, individu dengan sarung tangan seharga sepuluh ribu. Berjaket hitam, merah, kuning, hijau dilangit yang biru :- ). Wajah kami pun adalah wajah-wajah yang mudah untuk dikenali, wajah yang tiap hari terpanggang teriknya matahari...(gosong dong).

Sebagian dari kami adalah pemuda dari yang tamat Sekolah tingkat atas sampai yang tetep nekat nyambung kuliah. Tapi kebanyakan dari kami adalah orang-orang yang berstatustelah berkeluarga”. Kami adalah orang-orang yang mungkin memiliki nasib sama, orang-orang yang terkena PHK, orang-orang yang tidak diterima bekerja dikantoran, pabrik, toko, bahkan angkatan bersenjata sekalipun...MIRIS!!!.....Tapi ya itulah kami, yang setiap hari berteman dengan kesusahan, berkawan akrab dengan panas dan hujan serta rawan disapa kemalangan.

Bila tiba waktunya pesta rakyat, kami adalah sasaran empuk bagi calon anggota dewan, walikota, atau bahkan calon gubernur yang lagi butuh dukungan. dengan segala bujuk rayu mereka yang lagi haus kekuasaan...

Siapa kami??? Masih belum jelas yah... kalo gitu tambah dikit lagi deh...

Sebuah profesi yang punya banyak cerita suka maupun duka...yang bener-bener dialami dan dirasakan langsung oleh yang punya blog ini...

Sebuah profesi yang berhubungan dengan perhubungan, bukan sopir, tukang becak, pilot atau masinis kereta. ”Agustasalah satu dari rekan kerja ku dengan bangganya pernah berkata :

Kita adalah orang-orang DLLAJ

Waduh... aku sempet bingung apa maksud dari pria beranak dua itu. Setelah sekian lama, baru aku tahu kalau DLLAJ itu singkatan dari

Duduk Luntang- Lantung Aja di Jalan..... dasar....

Yeah.... sehari-hari kami memang hidup dijalan, dari pagi sampe malam atau bahkan dari pagi sampe pagi lagi...(kapan tidurnya). Tapi itu memang tugas kami demi mendapat uang seribu, dua ribu, tiga ribu perak jadinya enam ribu perak he...he...he... dengan menawarkan jasa antar jemput dari ibu-ibu yang baru pulang dari pasar sampe ke anak-anak sekolah yang mau sekolah...( ya eyalaaah masa anak sekolah mau ngojek.....).

Selain itu, kami juga mangsaempukbagi pada bandit jalanan, bencong, gay, bahkan hantu gentayangan yang lagi kurang kerjaan...(beneran loh ada kejadiannya). Karena itu ada saja dari kami yang kadang-kadang jadi bahan berita para kuli tinta, dari yang biasa sampe yang jadi headline di surat kabar lengkap dengan foto-foto tertelungkup atau terlentang berdarah-darah dan dengan judul headline yang ditulis dengan huruf besar-besar

LAGI...TUKANG OJEK DIRAMPOK DAN DIBANTAI !”

Sungguh pekerjaan yang penuh resiko, tapi mau apalagi...Cuma itu yang bisa jadi pilihan mudah buat orang-orang yang tak bermodal besar dan sedikit keahlian. Aku masih bersyukur masih ada yang bisa dikerjakan meskipun luntang-lantung sebagai Tukang Ojek...

Sampe sini udah jelaskan siapa kami sebenernya...

cerita baru dimulai bro...

Dulu aku bekerja di sebuah pabrik mebel, bergaji mingguan dan hidup tenang, apalagi untuk ukuran seorang pemuda lajang, aku cukup nyaman walaupun dengan beberapa lembar uang ribuan di saku. setelah bekerja kurang lebih 2 tahun lamanya dengan beberapa kali peningkatan penghasilan namun tanpa ada peningkatan karier...pabrik dimana aku bekerja mulai ngos-ngosan menggaji karyawannya walaupun karyawannya cuma lima puluh orang. Sama seperti yang lainnya dengan alasan akibat dari krisis yang mendera dunia dan produk-produk mebel hasil karya kami yang tak begitu laku di pasaran...dengan terpaksa sebagian dari kami harus rela di PHK dan aku termasuk diantaranya.

Dua tahun nganggur, kesana-kemari cari kerjaan tapi hasilnya nol gede. Selama itu juga aku jadi benalu, parasit bagi temen-temen aku. Akupun terkadang malu dan merasa rendah diri. Memang dibanding temen-temenku keluarga aku tergolong keluarga dengan ekonomi kurang. Namun aku masih bersyukur ada saja rezeki yang mampir ke kami.

Dalam situasi yang serba sulit ini, nasib buruk akhirnya luluh. Aku baru inget kalo aku masih punyaKartu Ajaib” yang belum kugunakan selama aku kerja. Sebuah kartu untuk jaminan kesehatan selama bekerja, kartu yang juga selalu memotong sedikit penghasilanku setiap bulannya dan setelah tidak bekerja lagi uang yang selama itu dijadikan jaminan bisa diambil kembali.

WOW... senengnya hatiku. KuciumKartu Ajaibitu dengan mata berbinar dan wajah berseri. Dian sahabat baik yang selama ini jadi korban parasitku menatap heran.

Woi, apa bisa dapet duit pake kartu itu ?” tanyanya ragu.

” Ya mungkin la ” Empri yang bilang, soalnya dia juga punya tu kartu

dan dia juga bakal ambil duit pake kartu tuhkataku dengan

bersemangat.

Tapi Berapa dud...? ”

” Ya ga tau la...mungkin 100 ribu, 500 ribu atau sejuta tergantung masa

kerja”.

Masa seh ” Dian masih sangsi. Mahasiswa Ekonomi Akuntansi UNSRI itu tetap ga yakin. Dasar...

Sedikit info : Dian Arista salah satu dari sahabat karibku, temen seperjuangan waktu ngurusin segala hal tentang karang taruna dilingkungan tempat kami tinggal. Dian pemuda yang baik walau terkadang agak pelit. Ia salah satu anak yang beruntung karena lahir dikeluarga yang cukup mampu dan mau berbagi kesusahan dan kesenangan denganku. Tampangnya terlihat bodoh tapi lumayan lah diantara temen-temen seperjuangan lainnya dan punya otak yang cukup cerdas dari keliatannya. Kulit putih pucat dan wajah terlihat sedikit tua dari usia sebenernya.

Yah hari itu aku telah menceritakan perihal kartu ajaibku padanya. Aku ingin mencoba siapa tahu kartu itu bener-bener bisa diuangkan walaupun sedikit, tapi kalo harapanku sih lebih dari yang aku perkirakan. Untuk itu aku harus mengurus di kantor jaminan kesehatan. kuminta Dian menemani.

Hari itu juga aku urus semua. Setelah urus sana urus situ, ternyata kartu ajaib itu bener-bener ajaib. Aku bergetar menerima uang sejumlah Satu Juta Dua Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah dari salah seorang petugas. Jumlah yang menurutku lumayan besar dari yang kami perkirakan, karena baru kali ini aku pegang uang yang lumayan besar selama hidupku. Setelah tuh duit cair Aku bergegas menemui Dian yang aku suruh tunggu di motornya.

Gimana dud ? dapet? ” tanyanya penasaran.

” Alfa, Bravo, Charlie !!! ” teriakku sambil mengacung-acungkan tuh duit tepat dimukanya sambil tersenyum lebar :- )

” Yo Cabut ” teriakku lagi.

Hari itu jadi hari yang paling bahagia bro...Aku merasa menjadi jutawan sedunia. Saat itu aku merasa pengen beli semua yang aku impikan : Baju, Celana, Jam tangan, Handphone, Mobil, Motor, Rumah ( waduh lebay banget kali ye...). Maklum orang kaya baru sadar keluar RS he...he...

Aku udah ga sabar mau kasih kabar ke semua orang lewat corong masjid bahwa aku jadi orang kaya baru he...he...(tapi ga jadi, takut ntar semua minta bagian habis la duit ku). Yang pasti kedua ortu harus tahu dulu untuk membahagiakan keduanya itu yang terpenting.

....................oooo...oooo...................

” Lebih baik kau pake uangnya buat Dp kredit motor...” saran bapak

setelah kukabari sorenya.

” Beli Motor? buat apaan Pak? ”

” Kamu mau selamanya jadi pengangguran, sekarang cari kerja susah.

Kalo saran bapak, kamu kredit motor trus ngojek, paling nggak kamu

bisa dapet penghasilan walaupun kecil-kecilan dan kamu setidaknya

punya kegiatan, nggak tiduuur melulu setiap hari” Bapak ngasih saran

panjang lebar, sementara emak disebelahnya ngangguk-ngangguk

tanda setuju.

Lama aku termenung dan kutatap mata kedua orang tuaku. Aku tau perasaan dan harapan mereka kepada ku yang begitu besar, sementara bapak sudah tak kuat lagi untuk bekerja.

Hmmm...Jadi tukang ojek.... gumamku dengan nada gamang. Bagiku itu pekerjaan yang memalukan, tak pernah sedetikpun terpikir olehku untuk melakukan pekerjaan itu, walaupun dizaman sekarang bukan sesuatu yang patut di permalukan. Sembako mahal, BBM mahal, plus susahnya cari kerjaan. Bahkan Pegawai negeri sekalipun banyak yang nyambi jadi tukang ojek demi memenuhi kebutuhan yang sedemikian melonjak.

Aku menjerit dalam hati, seperti orang yang terkena kutukan. Aku diam dalam seribu lamunan, bibirku bergetar untuk kesekian kalinya...

” JADI TUKANG OJEK.....AHHHHH TIDAAAAAAAK.....!!!!!

Pesan :

” Sesuatu yang kita anggap baik, belum tentu baik dimata Tuhan...Sebaliknya sesuatu yang kita anggap buruk, bisa jadi adalah yang terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita ”. Maka dari itu perbanyaklah diri untuk bersyukur atas segala yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita.